Puisi “Tinggal Satu”

Tinggal Satu


Bumantara tampak polos tanpa bintang

Berwarna abu-abu dengan selimut tebal

Menghadirkan suasana yang terasa kelam


Hujan perlahan turun dengan suara merdu

Rintiknya menyamarkan air mataku

Menemaniku di tempat favorit kita kala itu


Tinggal satu, tak lagi bersama

Ingkar janji melenyapkan kepercayaan

Hirap kasih mengundang kenestapaan


Tenang saja, aku tidak membenci kepergianmu

Mungkin ini yang terbaik untukku dan untukmu

Biar kukenang segala indah tentangmu


Karawang, 25 Januari 2024

Komentar